Pages

Sunday, March 2, 2014

Puisi Kontemporer

ARUS SANG PENCINTA
Karya : Putri Hendria Maulina

            Bagai batu tak berbentuk
            Gagal  terpahat
                        Oleh tangan
                                    Sang
                        Pecinta
            Terbawa arus
            Oleh angin yang tak selamanya benar
                        Berat terangkat
                        Ringan terhempas
            Hingga tak ada pegangan
                        Pada tiang sang menyangga
            Terombang-ambing
Bagai perahu terbawa ombak
Sedikit salah
Tenggelam sudah…

Makna : Setiap mengambil keputusan haruslah berhati-hati, karena jika tidak kita akan menyesal dengan keputusan yang diambil secara gegabah dan sebagai seorang manusia kita harus memiliki prinsip dalam menjalani hidup.


Senyum Bertopeng

Wajahku berpaling, terangkat ke atas dan tak lagi melihat.
Siapa yang ada disana?
Pentingkah aku tahu?
jika dialah yang mengubah bunga menjadi bangkai
dan merebahkan sandaran jatuh terhempas
terbenam ke dalam lumpur,
tak terlihat, hitam, kelam, tak berbentuk lagi.
Sehingga tak ada alasan kupertahankan
kelingking yang tadinya terangkat ke atas
begitu erat, tak tergoyahkan.
                        Siapa yang sangka dia?
yang sudah habiskan pagi dan malam bersama
tahu segala kilauan dan kegelapan
yang kini menari di atas panggung dusta
berperan dengan dialog pengkhianatan
sang manusia bertopeng
pemasang senyum tanpa dosa
yang dahulu dengan bangga
mengaku sebagai teman,
ya, teman sejati yang kini telah mati
       terkubur menjadi kenangan
                        jauh tak terjangkau
              di dalam
                   hati !

Putri Hendria Maulina
                       
Tema   : Pengkhianatan Seorang Teman
Makna : Seseorang yang tidak habis pikir atas pengkhianatan dan kebohongan yang dilakukan oleh temannya, yang dia rasa sudah sangat mengerti dia. Sehingga membuatnya sulit untuk memaafkan atas kesalahan yang telah dilakukan temannya itu.

No comments:

Post a Comment